Banjir oh Banjir

Berita

Banjir. Beberapa hari terakhir ini daerah-daerah di Indonesia, khususnya wilayah kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan sedang disibukkan dengan kondisi yang mungkin sebenarnya datang tiap tahun (musiman). “tamune wes teko!!!”, adalah candaan yang lazim diungkapkan masyarakat ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Hujan yang melanda beberapa daerah beberapa hari terakhir ini menjadi alasan paling bisa diterima. Siapakah yang paling patut disalahkan? tentunya ini seperti filosofi menunjuk. Ketika satu jari mengarah ke lain pihak, justru jari yang lain malah mengarah pada diri sendiri. Karena banjir bukanlah musibah yang datang karena satu faktor. Melihat banjir dari sisi lain sangat menarik. Sejarah mencatat bahwa banjir di wilayah Indonesia tidak datang baru-baru ini saja, tetapi sudah sejak lama. Contoh yang paling mudah adalah Ibu Kota Jakarta. Hampir setiap tahun Jakarta dilanda banjir, hingga semuanya bingung dan saling menuding siapa yang paling bisa dan tidak bisa mengatasi banjir.

Camat Grati, Suhardi Irianto meninjau lokasi secara langsung banjir di desa Kedawung, kec Grati

Jika ditarik kebelakang, ada dugaan jika banjir di wilayah Jakarta sudah terjadi sejak masa Kerajaan Tarumanegara. Purnawarman memerintahkan untuk menggali sungai Gomati(Tangerang) dan Candrabagha(Bekasi). Meski lebih dikenal jika proyek ini untuk mendukung saluran irigasi. Pada masa Kolonial, permasalahan banjir di Jakarta semakin nyata dan tercatat 66 gubernur jenderal tidak ada yang benar-benar berhasil mengatasi banjir. Wartawan senior dan pemerhati sejarah Alwi Sahab menjelaskan puncak banjir terdahsyat dalam sejarah Jakarta terjadi pada tahun 1872, ketika pintu air di dekat Masjid Istiqlal (sekarang) jebol dan sungai Ciliwung meluap.

Jika demikian memang wilayah Indonesia secara umum tidak ada yang terbebas dari ancaman banjir. Apalagi sekarang ini diperparah dengan isyu pemanasan global, berkurangnya lahan hutan, betonisasi, pavingisasi dan proyek-proyek pembangunan yang lain. Semoga warga yang terkena banjir diberikan kesabaran dan ganti rezeki yang lebih baik. Harapan juga kepada pemerintah agar pembangunan wilayah lebih memperhatikan dan berwawasan lingkungan. (Erza)

Bagikan
  • 3
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
    3
    Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *